STORY of UMA’S KINGDOM:
BETRAYAL of VALHALLA KNIGHT
By_ Loki Laufeyjarson
Pekikan burung prenjak memecah suasana siang yang sunyi itu. Di pelataran istana yang sepi, seorang berperawakan tinggi bersender di atas pagar. Memegang wadah minuman dari kulit hewan, ditenggak dengan mantab, perlahan-lahan hingga wadah itu mengkerut tak berisi. Kepala mendongak ke atas mentatap langit. Tangan kirinya mengelus-elus jenggotnya yang lebat itu, sedangkan tangan kanannya berayun-ayun memegang wadah minum yang mengkerut tadi.
Odin namanya.
Pria berjenggot itu berkuasa di Asgard, yaitu kerajaan ini. Disamping sandarannya terletak tegak tombaknya yang diberi nama Gungnir. Dari dalam istananya keluarlah tiga orang yang sedang berjalan pelan.
Thor.
Tyr.
Loki.
Dibelakang Thor dan Tyr, Loki membawa seboah panah yang tajam. Dibidik kepada Odin. Dan ditembak saat itu juga.
“CREPP!!”.
“Hey Loki, sudah berapa kali kubilang, leluconmu tak ada yang benar”, Odin melirik pada Loki dengan tangan kiri meremas anak panah.
“Baiklah, besok-besok akan ku persenjatai dengan sesuatu yang dahsyaaat”, katanya dengan tangan yang dilambungkan.
“Ayo berangkat, aku sudah tak tahan ingin mandi, rasanya badanku sudah ingin lepas”, kata Tyr yang sudah sepuluh langkah dari saudara-saudarannya.
Odin, Thor, Tyr, Loki memang empat orang tokoh utama dalam kerajaan Asgard yang biasa dengan julukan Valhalla.
Empat orang itu selalu bersama, walau kadang terjadi pertengkaran yang hebat. Tapi mereka tetap tak terpecah juga.
Berjalan manyusuri lembah Elf, hingga sampai di pemandian Alfheim.
Odin berjalan mendahului saudara-saudaranya dan mendekat kearah batu yang besar.
Menanggalkan baju dari kulit Mammoth itu dan mulai melangkah kedalam kolam Alfheim.
Dia melihat ketiga saudaranya hanya berdiam terpaku. Seperti patung.
“Hoi!!! Kalian mati ya!!?”, teriaknya. Tapi tetap tak ada jawaban.
Lama-lama pandangannya semakin buram, sesuatu yang dingin mmenetes di atas kepalanya.
Menetes semakin banyak sehingga seperti pancuran air yang mngalir dari gunung. Perasaan aneh menyelimuti kepalanya.
“Apa yang terjadi padaku”, kata Odin sambil memandang kedua tangannya.
Mendongak ke atas, di atasnya tercurah air dingin yang sangat banyak. Tubuhnya yang besar itu mulai tenggelam.
Tenggelam.
Dan bangun.
Tawa Loki meledak saat melihat Odin gelagapan di kasurnya. Ngelindur seperti orang yang tenggelam.
Dengan mata setengah terbuka, Odin melihat temannya itu dengan geram. Sedangangkan Loki sendiri sedang ngakat sambil memegang perutnya yang melintir karena tertawa terlalu keras.
“HAHAHAHA…. Wajahmu seperti ikan mujair…hahahahaha”, Loki berkata sambil memukul tembok.
“Hey Loki”.
“hahaha…ap…”.
”BUAKK!!”,
Belum selesai bicara, kepala Loki dibenturkan ke tembok hingga retak. Tangan Odin meremas rambut teman yang kriting itu dengan kencang.
“Hey Odin, sudahlah jangan marah. Gue Cuma pengen olah raga ketawa aja. Hahahaha”, Loki mulai melepaskan tangan Odin dari rambutnya yang kriting itu.
“Gue udah muak dengan caramu membangunkan tidurku tahu!!! Mimpiku berantakan”, Odin kembali ke tempat tidurnya.
“Yaaah, maaf maaf… bukan maksudku mengganggumu, tapi ..hahahahahaha, aku tak ta..”,”BRAKKK!!”, sekarang giliran dada Loki yang kena tekanan tangan Odin, gerakan yang sangat cepat.
Tubuhnya melesak ke dalam tembok.
“Heh, ngapain sih kalian”, Thor menghampiri mereka berdua karena suara yang berisik tadi. “Ya ampun, lo ngapain aja sih Lok, nyari gara-gara? Inget, kita ini satu kost-kostan”.
“Hehehehe, lo kira gue kelupaan Thor? Kan udah gue bilang gue cuma olah ra…HEKH!!...ga”, tangan Odin menekan lebih kuat. Dia tak berkata apa-apa, matanya sudah dipenuhi amarah.
“Odin, lepaskan aja dia, ini sudah jam enam kurang lima menit, kalian nggak mau sekolah? Tyr udah selesai mandi dan makan, hanya kalian saja yang belum, otak kalian dimana sih!!?”.
Kepala Odin mendongan ke kanan melihat jam. Dan buru-buru ke kamar mandi.
Badan Loki mulai keluar dari lobang di tembok.
Berjalan dengan tertatih-tatih, dengan tangan kanan memegang kepala menuju kamar mandi.
Setelah sampai sekolahan mereka yang besar dan lumayan tentram. Yang jaraknya nggak jauh-jauh amat. Sekitar seratus meter dari kost-kostan mereka.
Sebut saja sekolah mereka itu Akademi Perseus-Bettus I, tempatnya di Olympus.
Masuk ke kelas akademinya yang biasa disebut Asgard.
“Eh Odd… gimana tugasmu dari Bu. Embla?” kata Frigg menghampiri Odin.
“Emm.. Frigg, kalo nanya tugas jangan ke saya. Memang saya terlihat pintar dan cerdas, tapi yang aslinya bukan seperti yang kamu lihat”, terang Odin seperti seorang motivator.
“Hahahaha, ngimpi kamu nanya tugas ma Odin. Whahahahaha”, teriak Loki.
“sudahlah Lok, jangan mancing amarah Odin di sekolahan, lo tahu kan apa yang akan terjadi?”, Thor menepuk pundak Loki. Sedangkan Tyr hanya berjalan sambil membaca buku hypnosis.
“Iya deh, iya….. “, Loki meletakan tasnya dan berjalan ke arah Eris.
“Eris..kemarin kenapa ndak berangkat? Katanya kamu mau pindah ya?”.
“Hah!! Kata siapa aku mau pindah, HOAX tu ndak bener”, bantah Eris tegas.
“Oke..oke.. jangan senewen gitu dong”.
“iyaa iyaa maaf…. Kamu bawa buah Mandrake untuk praktek nanti?”.
“Iya udah, aku tarus di dalam tas”.
“Ya udah kalo gitu, mpe bertemu di laboratorium ya”, Eris melangkah keluar kelas menuju laboratorium, Eris memang asisten guru saat di llaboratorium jadi tugasnya mempersiapkan bahan-bahan untuk praktek.
Loki merogoh sakunya dan mengeluarkan hapenya untuk membuka sms dari seseorang yang istimewa buatnya. Aineias namanya.
Sedangkan Odin sedang memejamkan mata menikmati music yang didengan dari hapenya.
Thor sedang duduk diluar kelas memandang Akademi Vanaheim, mencari wajah yang dia rindukan.
Nike (dalam Olympus, dia dewi kemenangan)namanya, dia satu kelas bersama Aineias.
Dalam pikirannya bergelayutan kenangan-kenangan indah.
Tyr duduk dengan muka yang sangan serius memandang hapenya yang sedari tadi dipencet-pencet karena sedang bermain game. Dan mengulang-ulang kata “waaahhh”, “horeee”, “matii looo”, “sialaaan”.
Ke empat orang itu adalah satu kesatuan dari kelompok mereka di Akademi ini.
Mereka menamakannya Valhalla.
Dari koridor Heimdall datang dengan nafas memburu habis lari-lari. Dengan raut muka pucat.
“Hei Heim, ada apa, kenapa lo lari-lari?” Tanya Thor yang sedang duduk di depan pintu.
“Ehm..Thor, …”,
“Ya, ada apa, mukamu pucat banget, ada apa?”.
“Bu. Minotaur sedang berjalan kemari, cepat masuk”, kata Heimdall dengan mata melotot.
Keduanya segera ke dalam kelas dan duduk dengan rapi. Semua murid mengikuti tindakan Thor dan Heimdall. Tak terkecuali Loki dan Odin yang duduk berbarengan.
Kedua orang itu buru-buru mengeluarkan buku diatas meja. Berpura-pura belajar dengan tekun.
Suara sepatu Bu. Minotaur yang berirama meraung-raung di koridor akademi . “Toktoktoktrrrootok Toktoktoktrrrootok”, langkahnya mulai mendekat ke Asgard.
“Selamat pagi nak”.
“Selamat pagi Bu”, jawab murid-murid serempak.
“begini ya nak, Karena semuanya itu butuh proses, maka anak-anak yang saya panggil harap menuju Hell untuk memproses proposal untuk pertemuan Dosen-dosen di Olympus. “Thor, Odin, Tyr, Loki, Heimdall, Frigg, Hera, Poseidon, Hestia, Neptun. Harap yang di sebut datang ke Hell untuk memproses proposal pulang studi. SIAP”.
“Siap….”, teriak anak-anak yang tadi disebutkan.
Odin, Thor, Tyr, dan Loki serempak berkumpul di pojokan kelas.
“Hey Vall, apa kalian denger nama SaTyr disebut?” Odin mulai berbicara.
“Nggak Odd, lupa kali ma anaknya”, sahut Thor.
Tyr menarik kursi dan duduk diatasnya,”Dia memang nggak pantes disebut coy, gag cocok. Mukanya aja udah kebanyakan makan proses. Hahahaha”.
“It’s alright bro, he is like my brutu”, ucap Loki jongkok di pojokan.
“Proses, proses dan proses. Mari hancurkan Proses”, kata Odin dengan mata yang memerah.
Odin melangkah lunglai memasuki kost-kostannya menuju kekamarnya dan tertidur dengan pulas. Sedangkan teman-temannya sudah tergeletak tak berdaya di karpet yang kumal itu. Udara yang panas serta pelajaran yang mereka terima tadi membuat suasana hat menjadi penuh sesak.
Asap mulai mengepul dari dalam kamar Odin. Batang rokok Gudang Gula yang sudah menyala dihisapnya dalam-dalam.
“Fuuuuuuuhhhh”, begitulah bunyinya ketika dia menghembuskan asap dari mulutnya. “Lama-lama muak juga”, gumannya setengah berteriak.
“Muak kenapa Odd, muak gara-gara mukaku ya. Whahahahahaha”, Loki yang menghampirinya sebantar dan kabur lagi setelah Odin menujukan jari tengahnya.
***
Sudah satu setengah tahun mereka bersekolah di akademi. Dan saat mereka telah naik kelas, proses demi proses mulai mendatangi mereka. Mulai dari pemilihan ketua Organisasi Akademi yang sekarang dijabat oleh Thor. Hingga saat ini pun masih ada konflik yang nggak tau kapan berakhirnya.
Sore tadi sebelum mereka pulangpun terdapat konflik antara Bu. Minotaur dengan Valhalla. Dimana kunci ruang Organisasi diambil paksa oleh Bu. Minotaur.
Sore itu Loki sedang asik mengumpulkan nikotin ditubuhnya. Ditemani dengan Fenris. Hanya saja Fenris tidak mengikuti kebiasaan Loki dan Odin yang buruk itu. Saking asiknya, hingga lupa waktu.
“Oi, Fen. Jam berapa skarang”.
“Setengah 5, mang kenapa Lok”.
“W.T.F ayo gue anter pulang. Ntar lo di makan ma nyokap lo”.
Saat ingin pulang, tas mereka berdua tertinggal di ruang organisasi.
“Anjing, kekunci. Mana kuncinya dibawa Thor. Kemana sih tu anak. Coba ku sms”.
Setelah beberapa lama
“Ayo Fen, ke percetakan ambil kunci”
“Siap Bos”..
Mereka sampai di percetakan, dans udah mengambil kuncii dari tangan Thor. Mereka kembali lagi ke sekolahan.
Tapi dari sini yang membuat proses-proses yang berangsur-angsur.
Dari sudut sekolahan terlihat Bu. Minotaur dengan langkahnya yang berirama.
“Loook…. Mana kuncinya”.
“Di saya bu, mang ada apa”.
“Bawa kemari”, dengan suara agak memaksa.
“Ini mau kukembalikan sama Thor, nggak mau”.
“Itu kunci yang bertanggung jawab saya, saya berhak mengambilnya”.
“Tapi ini saya pinjem ke Thor, ya mau tak kembali’in ke Thor”.
“Kalo nggak percaya saya telppon Thor sekarang”, Bu Minotaur mulai menekan handphonenya.
Suara ‘tuuut’ ‘tuuut’ mulai menggema dari hapenya yang berspeaker ultra itu.
“Halo Bu, ada apa? Apa saya melakukan sesuatu? Tau ada yang melakukan sesuatu?”, suara Thor yang menyahut telepon dari bu Minotaur.
“Thor, kunci ruang organisasi tak ambil ya, ni Loki ada di depan saya”, kata bu Minotaur dengan suara keras.
‘Sialan Loki, sudah kubilang hati-hati masih aja nyleweng’ gumannya di tempat duduk. “iya bu, silakan ndak papa”.
“Ya sudah, makasih”, Bu Minotaur mematikan handphonenya. “Sudah dengar kan? Sekarang mana kuncinya”.
Dengan setengah hati dia menyerahkan kunci ruangan yang dililiti oleh kelabang itu.
Menatap tajam bu Minotaur yang pergi menjauh menuju kantor akademi. Dan mulai melangkah maju menuju gerbang, sesampainya di gerbang Loki berguman,
”Ingin kekuasaan yang absolute ya? Heh heh… akan kuubah apa yang menurutmu absolute menjadi Nol. Minotaur”.
Kemudian Loki mengantar fenris hingga depan gerbang dan menyuruhnya pulang sekarang.
Tubuh fenris segera berubah menjadi srigala. (fenris dalam mitologi nordik adalah srigala). Dan mulai berlari dengan kencang menjauhi akademi.
***
Kembali ke kost-kostan yang lengang itu. Keempat orang itu sudah tertidur lelap karena tragedi sore tadi. Sekarang sudah jam 8 malam. Mereka sudah tidur 3 jam.
Tetapi didepan rumah yang pintunya tertutup itu berdiri seorang wanita berambut panjang. Memakai baju putih yang panjang menjuntai. Berdiri terpaku menatap pintu.
Tangannya mulai diangkat hendak mengetuk pintu, namun diturunkan lagi. Berlangsung hingga tiga kali. Hingga tangannya benar-benar mengetuk pintu.
“TOK..TOK..TOK”.
Didalam, Tyr terbangun karena suara ketukan itu. Sedangkan yang lain masih pulas. Melirik kekanan-kekiri. Suasana masih gelap, petang, karena lampu belum dihidupkan tau tepatnya belum sempat menghidupkan.
Tyr bangkit dan berjalan ke arah saklar. “TREKK”. Bunyi lima saklar yang dihidupkan secara bersamaan.
“TOK…TOK…TOK”.
Suara ketukan itu terulang lagi. Sekarang Tyr bebar-bebar menghampiri pintu. Langkah demi langkah dilalui hingga sampai ke pintu. Dipegangnya gagang pintu, dan diputar serta ditariknya.
Di depannya sekarang berdiri seorang perempuan yang dia kenal dan sangan kenal.
“ATHENA”.
Seorang perempuan itu adalah Athena yang lulus dari akademi tahun ini, selain itu dia adalah kekasih Tyr. Yang sudah pergi ke perguruan tinggi keDewian untuk menjadi seorang dewi.
“Tyr, aku kangen. Temen-temenmu udah pada tidur?”, Tanya Athena.
Tyr hanya terpaku, tak percaya Athena dating menghampirinya.
“Tyr? Kok diem…”.
Lepas dari lamunannya,”Eh oh, iya aku juga kangen. Aku nggak nyangka kamu sempet datang malem-malem nghampiri aku disini. Anak-anak belum pada bangun, kecapean dari sekolah, duduk dulu yuk”.
Keduanya duduk di kursi teras. Memandang langit yang bertabur bintang. Melihat bulan yang bercahaya. Dengan tangan yang berpagutan, melepas rindu yang lama terpendam.
Di dalam, Loki sudah masuk ke kamarnya, terbangun karena mendengar berisiknya cekikikan dua anak yang melepas rindu.
Notebooknya dibuka untuk membuat naskah novel yang sedang ada dikhayalannya. Ketukan keyboard berpadu dengan serasi menuliskan huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi paragraph. Sesekali dia tersenyum, sesekali dia menekuk mukanya karena kesal. Entah apa yang diketiknya, tetapi itu adalah karya yang dia banggakan.
***
Semalam sudah berlalu, capaipun sudah menghilang. Keempat orang itu hanya Tyr yang berwajah bahagia. Tadi malam Athena pulang jam sepuluh. Jadi dia punya banyak waktu untuk memandangnya.
Pagi itu semuanya sudah siap untuk berangkat ke akademi. Dipikiran mereka saat ini hanyalah untuk menjatuhkan Minotaur. Sampai sehancur-hancurnya, seperti mukanya yang sudah hancur itu.
Mereka sudah sampai di depan gerbang akademi. Bangunan yang indah bagaikan nimbus itu menjulang tinggi. Mata mereka tertuju pada bendera akademi yang bergambar tanduk itu dengan mata sinis.
“Woi, Val. Kalian siap berperang buat membuat apa yang mereka sebut absolute menjadi nol?”, Odin berkata sambil maju satu langkah.
“Yaah, mau tak mau aku harus siap”, kata Thor memainkan batu yang melayang di atas tangan kanannya.
“Aku harus siap karena itu yang harus kulakukan”, sambut Tyr dengan membawa botol air di tangannya.
“Aku juga mau tak mau harus maju, karena kau membaca pikiranku dan mencontek kata-kataku”, tambah Loki yang matanya sudah membiru.
Ruang kelas akademi yang seperti biasanya, ramai dengan anak-anak yang sedang menulis tugas dari Mr. Apollo. Pengajar sejarah Yunani itu hanya meninggalkan tugas dua kali satu semester. Hampir setiap hari dia masuk kelas yang jaraknya bisa dibilang paling jauh dari kantor akademi.
“setiap hari ngerjain tugas, apa nggak bosen sih”.
“Hey Odin, jangan ngremehin tugas donk. Mentang-mentang lo yang paling kuat disini”, sewot Horae(dewi musim).
“Ya suka-suka gue lah. Yang ngerjain aja gue ngapain lo sewot”, mata Odin memerah karena dikatai begitu.
“Hey hey, sudah sudah. Nggah usah ribut kenapa. Hari ini mr. Apollo nggak berangkat, lebih baik kita bersenang-senang”, lerai tyr setengah berusaha.
“Ya udah, terserah kalian aja. Gue cumin ngingetin”, Horae pergi ke bangkunya yang ada di depan.
“Ehm, tyr. Ngomong-ngomong mana si Loki sama Thor”, Tanya Odin setelah reda dari amarahnya.
“EEhhh… iyaaa.. kemana tu anak dua. Dari masuk kelas gue nggak liat”.
Dari pintu datanglah Thor dengan muka berbinar-binar.
“Hae temman-teman”.
“hae juga, mana Loki?”, kata Odin sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah Thor.
“Nggak tauk, tadi gue habis dari kamar mandi”.
Sepuluh menit yang lalu didepan kelas akademi Vanaheim, Loki sedang memandang wajah yang sudah dia rindukan. Aineias.
“Ai, selamat ulang tahun ya. Ini kado dariku, maaf kalo hanya ini yang bisa aku berikan”, Loki memberikan bunngkusan kado kecil yang tebal dari tasnya.
“Makasih ya, emmmmm… makasih banget, aku buka boleh ea”.
“Hmmm, gimana-ya, buka aja deh ndak papa”, muka Loki mulai memerah karena malu.
Bungkusan kado itu dibukanya dan terlihat sebuahh buku yang bertuliskan When I Loving You. Buku yang diketik Loki tadi malam dan dicetak dalam bentuk novel.
“Makasihhhh….aku juga sa…”, belum sempat melanjutkan Aineias ditarik Hera ke dalam kelas akademi karena Bu Minotaur sudah datang.
“Sialan!!”, umpat Loki ketika melihat Bu Minotaur berjalan dengan langkah yang berirama seperti biasanya. Karena tidak mau berurusan dan diproses oleh Minotaur, Loki melompat kembali ke kelas.
***
Di kelas akademi tepat saat Loki dibincangkan oleh anggota Valhalla.
Dirinya sekarang berada di pojok kelas karena lompatan tadi. Seluruh anggota Valhalla dapat melakukannya, tapi hanya untuk keadaan darurat saja.
“Lo kemana aja sih. Jam segini baru ke kelas”, protes tyr.
“Minotaur lagi jalan kemari. Cepetan duduk!!”, Loki segera berlari menuju kursinya.
“Serius lo”, Thor tak percaya. Tapi melihat tatapan Loki yang melotot tak karuan itu lama-lama Thor duduk juga dibangkunya.
Suara irama sepatu yang menggema di koridor akademi. Tok tok tok trotok…..
Dari jendela kelas terlihat kepala yang sudah tak asing sekali bagi mereka. Dan ketika sampai pintu.
“Selamat pagi nak”, sapanya dengan wajah yang cemberut dan tertekuk-tekuk. Itu memang majah aslinya.
“Selamat pagi Bu”, jawab seluruh siswa kecuali Valhalla yang sedang sibuk dengan apa yang ada ditangannya dengan menghadap tembok. Handphone.
“ANAK EMPAT YANG DUDUK DIBELAKANG MAJU!!!”, suaranya menggema di ruang akademi. Beberapa siswa menutup telinganya termasuk Frigg.
Valhalla masih terhenyak didepan handphone mereka. Seperti ‘ogah’ dengar omongan si Minotaur.
Dengan rasa jengkel, Bu Minotaur berjalan mendekati mereka dan secepat kilat mengambil handphone mereka. “BET..BET..BET..BET..”.
“HEI!!! Hape gue mana?”,protes Odin yang hapenya ra’ip dari tangannya.
“Hape gue juga ilang”, Thor memandang tangannya yang kosong mlompong.
Loki dan tyr hanya diam tersenyum memandang kedua temannya itu. Mereka sudah tahu bu Minotaur berada di belakangnya dan mengambil hapenya.
“EHEM!!”, geraman Bu Minotaur bergema sampai telinga Odin dan Thor.
Kedua anak itu pelan-pelan menengokkan kepala mereka. Satyr yang duduk di ujung depan hanya tersenyum melihat keempat orang itu akan dimarahi.
Pelan-pelan tapi pasti mereka menengok, hingga mereka melihat sesosok makhluk yang mukanya ditekuk-tekuk.
“SETAAAAANNN”, serempak mereka berdua berlari memepetkan diri ke arah tembok yang jaraknya 2 meter dari mereka.
Seluruh kelas akademi hanya tersenyum simpul melihat tingkah kedua temannya ini.
“Ooh, ternyata anda bu, aku kira siapa. Pagi-pagi sudah buat kita kaget”, ucap Odin sambil berdiri. Thor ikut-ikut bangun.
“Kalian sudah berani-beraninya berbiat demikian. Guru yang datang tidak disambut. Malah mainan hape. Barang ini membuat masalah saja!!”. “PRRAKKK”, ke-empat hape itu remuk tepat disamping kaki bu Minotaur.
Keadaan ruang akademi tiba-tiba hening. Para siswa tak mau tau apa yang akan terjadi.
Mata Thor, Loki, dan tyr berubah menjadi hijau. Pertanda mereka sedang menahan emosi yang ingin keluar. Berbeda dengan Odin yang pupil matanya sudah menjadi merah pekat. Bu Minotaur hanya tersenyum sinis.
Odin mendekat ke arah bu Minotaur, berjongkok hendak mengambil handphone miliknya yang sudah tak karuan.
Tapi kaki bu Minotaur dengan cepat menggilas ke-empat handphone itu.
“Mau apa kau mengambil handphone itu. Itu hanya biang masalah saja”, tatapan tajam diarahkannya ke mukka Odin.
Odin yang tak terima mundur delapan langkah. Tangan kanannya sudah bergetar hendak memukul muka makhluk itu. Kaki kanannya digesek-gesek pelan dan menganbil posisi yang nyaman.
“DDUAAKKK!!”
Tembok yang ada di belakangnya tiba-tiba hancur karena dorongan kaki Odin yang sekarang sedang berlari ke arah bu Minotaur. Matanya sudah gelap, tak mau tahu apakah yang dipukulnya itu guru atau apa. Yang penting dia berhasil membalas perlakuan yang dilakukannya padanya.
“Udahlah Odd, nggak usah naik pitam gara-gara orang yang nggak berguna itu. Lo mau mukul orang, pukul aja gue”, Loki dengan cepat menahan Odin dengan bahunya. Posisinya sekarang seperti orang merangkul dari depan.
“Gue nggak peduli. Yang penting bunuh!!!!”, mata Odin yang sudah mulai menghitam seluruhnya tak bisa dipengaruhi oleh Loki. Malah tubuh Loki yang sekarang dipentalkan ke arah jendela.
“PRANGGGG”. Tubuhnya beguiling-guling di lapangan karena kerasnya ayunan Odin tadi.
Dua meter lagi menuju Minotaur. Odin berjalan pelan sembari menatap muka Minotaur. Di depan Odin, kaki Minotaur mulai bergetar saking takutnya. Loki yang berada didepan kelas akademi merintih perlahan dan berdiri. Seluruh murid akademi mulai memojokan diri mereka kea rah yang berlawanan dengan keberadaan Odin.
Satu meter menuju Minotaur, Odin mulai mengepalkan tangannya yang kekar itu. Bu Minotaur tak dapat bergerak. Seperti terpaku di tempat. Satyr hanya terpejam pasrah di pojokan kelas.
“DUAKK!!! PRAAAKK!!” tiba-tiba saja Thor mendorong Odin dengan bahunya. Tubuh Odin terpental hingga menabrak tembok yang ada di kanannya. Sebelum bangkit dari keadaannya. Perutnya dihantam oleh pukulan tyr hingga keluar kelas. Berjalan cepat tyr kea rah Odin dan membisikkan kata-kata, “Silent but deathly”.
Seketika itu juga mata Odin menjadi normal seperti semula, tidaks eperti tadi yang hitam pekat. Mulai bangkit dan masik ke dalam kelas akademi melalui lubang di tembok yang dia buat-valhalla buat-.
“Ma..maafkan aku bu. Aku tak bermaksud untuk….”.
“Su…su..sudahlah. aku hanya ingin menjenguk kalian. I..ini uang untuk mengganti handphone kalian…saya..saya..ingin ke kantor dahulu”, kalimat terakhir yang diucapkan oleh bu Minotaur yang ketakutan akan perbuatan Odin.
Diluar, Loki tertatih-tatih memasuki ruang kelas.
“Odd, maksud lo apa sih? Sakit tahu. Trus gimana lo ngganti ni tembok?”, trucus Loki tiba-tiba.
“Biarin aja, besok juga sembuh tu tembok”.
“Lagian, gara-gara kejadian ini, sekolah kita pulang lebih awal”, sahut tyr yang baru masuk ke dalam kelas melalui lubang yang dia buat bersama Odin.
“Ya sudah, ayo pulang sekarang”, Odin mengambil tasnya dan pergi meninggalkan kelas.
***
Akhirnya kempat anak itu sampai ke kost-kostan mereka. Tidak seperti biasanya, keempat orang itu langsung duduk di sofa dan berdiam selama beberapa saat.
“Apa jadinya ya kita beesok, gue gelisah”, kepala tyr tertunduk layu.
“Belum mikir apa yang mau dijalanih malah kejadian kaya gini. AAARGH”, Odin menggeram dan masuk kedalam kamarnya. Seperti yang sudah-sudah, asap halus mulai mengepul diatas kamarnya.
“Hati gue nggak tenang. Hmmmhh….rasanya kemot-kemot. Nggak karuan”, Thor bersandar pada sofa dan tangannya menutupi kedua matanya. Merasakan kegelisahan yang sangat, mengenai hari esok yang entah akan bagaimana.
“Apalagi kepala gue, rasanya mau pecah gara-gara kejadian tadi”, desah Loki yang berbaring di sofa.
Mereka pasrah apa yang akan terjadi besok. Tapi dalam hati, mereka bangga dapat mempermaikan Minotaur hingga sebegitunya.
Malam sudah hamper larut, sekitar jem setengah sebelas mereka sudah tidur. Hanya Loki sajalah yang belum tidur, dia menyelesaikan film yang dipinjamnya dari rental film. Setellah mematikan televisi, Loki berjalan pelan ke arah pintu untuk menutupnya. Kemudian semuanya terlelap dalam kamarnya yang indah itu.
***
Paginya Valhalla berkumpul di ruang makan. Makanan-makanan sudah terhidang di depan mereka. Tyr yang menyiapkannya. Setiap pagi Tyr selalu menyiapkan makanan untuk ketiga temannya itu.
“Siap untuk hari ini?” Odin memulai pembicaraan setelah menyantap roti isi yang ada ditangannya.
“Mau nggak mau harus siap. Udah resikonya kita-kita”, kata Tyr sambil meletakan sepoci kopi ditengah-tengah meja.
“Makasih bro”, Loki menuangkan kopi dan meminumnya pelan. “Udahlah, yang lalu biat berlalu. Mungkin aja ntar kita dapet hadiah”.
“Mana mungkin TOLOOOOLLL!!! Kemarin kita baru buat kerusuhan, sekarang makan-makan, gila lo ya?”
“Maksudku bukan gitu Odd. Kan jika, atau mungkin saja benar”.
“Ah, mimpi lo”, Odin sudah selesai makan roti isinya dan bergegas kekamar mengambil tasnya. Sedangkah Thor masih menikmati makanannya dengan seksama.
Setelah semua siap, mereka berangkat ke sekolah. Hanya saja perasaan mereka hari ini agak aneh. Seperti akan terjadi sesuatu saja. Memasuki pekarangan sekolah yang sudah satu setengah tahun dilewati pun terasa berbeda. Berjalan dikoridor kelas yang panjang itu hingga mencapai kelas akademi Asgard. Tembok di kelas akademi yang mereka buat pun sudah diperbaiki dengan sempurna, seperti tidak pernah ada lobang saja.
“Hai Odd, gimana keadaanmu sekarang? Udah baik?”, Tanya Frigg brgitu Odin masuk kelas.
“Kalau gue sih nggak papa. Biasa aja nggak apa-apa”, jawab Odin sambil meletakan tas di bangkunya.
Saat didalam kelas sedan bertanya-tanya tentang kejadian kemarin pada empat sekawan itu. Heimdall sedang menuju akademi Nemesis untuk menemui Iris.
Didepan kelas, iris sedang duduk berdua dengan heimdall. Tangannya berpagutan dengan erat.
“Heim. Apa kamu nggak dimarahin sama Valhalla kalo ketahuan disini”.
“Nggak kok Ir, tenang aja. Mereka semua udah tau kok”.
“Ooow, ya udah deh, nggak papa. Aku sayang kamu Heim”, kepala Iris bersandar pada bahu Heimdall.
“Aku juga”, tangannya membelai lembut rambut Iris yang panjang itu.
Sementara sedang berduaan, dari arah kiri bu Minotaur berjalan dengan irama yang biasanya. Takut ketahuan, Heimdall melompat kedalam kelas, sedangkan Iris berlari memasuki kelas.
***
“Woi teman, kambing datang lagi”, kata Heimdall yang ngos-ngosan.
“Yakin lo Heim?”, kata Odin melotot.
“Yakin, gue tadi kena ada di kelas akademinya Iris tu, terus tu kambing datang dari kantor, kayaknya mau kesini”.
“Tuh, tuh….kepalanya keliatan”, teriak Loki kemudian duduk tenang. Diikuti oleng keempat rekannya itu.
‘Tok…trotok…trotok’, seperti biasanya bunyi hentakan sepatu yang berirama itu memasuki ruangan kelas akademi.
“Selamat pagi nak”, suaranya serak seperti setelah makan duren.
“SELAMAT PAGI BUUU”, serempak semua murid kecuali empat orang.
“Hari ini adalah hari bebas guru karena guru-guru ingin rapat missal”.
“HOREEEEE!!!!!” teriakan anak-anak yang kegirangan karena berita tersebut.
Sedangan Minotaur keluar tiba-tiba tanppa member salam, terburu-buru seperti sedang diincar kucing.
“Eh, kambinganya kok nggak pamit sih. Nggak sopan deh. Hahahahaha”, celoteh Loki setelang ke empat orang itu berkumpul dipojokan.
“Tau tuh, katanya guru bahasa Yunani.tapi tingkahnya kya gtu, nggak mutuuu”, sambut Tyr yang sedang memandang ke layar hapenya.
“Sudahlah, yang penting mereka udah nggak berani ngganggu kita semua”, kata Odin sambil melipat tangannya.
“Mereka?”, Tanya Thor tak paham.
Odin hanya melirikan matanya pada Satyr yang sedang membaca buku.
“Oooow…. Iya iya, aku mengerti. Hahahahaha sekali tepuk dua orang ketakutan”.
“Hahahaha”, mereka berempat tertawa bersama dipojokan kelas.
***
Senja sudah berganti malam. Di kost-kost an, Odin sedang menghisap dalam-dalam cerutu yang dibelinya tadi. Sedangkan tiga orang yang tersisa sedang menonton TV di ruang kumpul. Tapi Thor beranjak ke arah televisi dan meraih sesuatu.
“Odd, nih Koran hari ini, lo belum baca kan?”.
“Makasih Thor, tapi aku lagi nggak mood banget. Sejak sekolahan kita ditinggal oleh Zeus, mantan Pemimpin Akademi kita. Si kambing berulah lagi”.
Thor berjalan melewati Odin dan duduk disampingnya. “Aku pun berfikir seperti itu, saat kepemimpinan Zeus, Minotaur takhluk tak berkutik. Tapi sekarang,..huh”.
“Sudahlah, itulah cobaan kita untuk mengubah akademi kita”.
“Tapi kapan kita akan merubahnya jika nggak ada perubahan sama-sekali. Nih kopi buat ngilangin bosen”, Tyr datang dengan membawa tiga cangkir kopi.
“Wah…. Kebetulan banget, senja-senja minum kopi….sluuurp…mana Loki?”.
“Dia lagi maen playstation tuh, khusuk banget”, kata Tyr yang mengacungkan jempolnya ke arah Loki.
***
“Kamu ngapain sih, dari tadi cengar-cengir aja”, Tanya Aineias yang penasaran terhadap Loki.
“Nggak apa-apa kok Ai, hari ini seneng banget aku ketemu kamu”, kata Loki sambil mencolek hidung Aineias dengan telunjuknya.
“Aah, sukane colak-colek. Dilarang Negara looh”.
“Nggak apa-apa, kan Negara udah tunduk sama aku. Hehe”, kata Loki dengan tangan yang sudah berpagutan dengan tangan Aineias.
“Aku sayang kamu Ai”.
“Aku juga Lok”, balas Aineias.
Handphone Loki berdering. Dirogohnya handphone dari sakunya. Dilayarnya ada pesan dari Odin. ‘Oi, sini cepet. Penting!!’.
“Kenapa Lok, kayaknya ada masalah”, kata Ai melihat wajah Loki yang kebingungan.
“Aku disuruh ke kelas sama Odin sekarang, maaf ya Ai”.
“Nggak apa-apa kok, aku nggak marah. Udah sana ke kelas dulu. Nanti dimarahi Odin lho”.
“Ya udah, aku ke kelas dulu ya. Hmm”, Loki mengecup dahi Ai kemudian pergi ke kelas.
***
“Ada apa Odd, kayaknya penting banget”.
“Si kambing berulah lagi. Sekarang giliran Lokus yang kena ulah kambing”.
“Emang kenapa sama si kambing?”, mata Loki memandang ke wajah teman-temannya tak mengerti.
“Minotaur protes sama Lokus, dia baru baru ini kemah di gunung nimbus dengan timnya. Nah, karena timnya punya nama Herakles Lokus menancapkan bendera dengan nama tim mereka. Tapi Minotaur protes karena nggak ngibarin bendera sekolahan. Sampai Lokus depresi. Tuh liat dipojokan seberang”, kata Thor menunjuk pojokan kelas.
“Lhah masak nggak nancepin bendera aja diprotes. Orang macam apa sih dia”, Loki menggeram.
“Alasan protes deberannya gara-gara anaknya nggak diajak. Nepotisme disini kuat”, kata Tyr melambungkan tangannya.
hemdall sama irisnyya mana??
BalasHapus